Senin, 22 Desember 2008
Mendalami Marhaenisme Ajaran Soekarno
Mendalami Marhaenisme Ajaran Soekarno
Oleh : Tulus Chandra Putra Simanungkalit
Marhaenisme merupakan ideologi perjuangan yang dicetuskan Soekarno diperuntukan bagi golongan masyarakat Indonesia yang tereksploitasi sistem kolonialisme, imperialisme, feodalisme dan kapitalisme. Memahami marhaenisme setidaknya mengandung dua syarat penting , memahami tentang situasi dan kondisi Indonesia serta marxisme.
Dua hal ini absolut, karena menafsirkan marhaenisme tanpa disertai pemahaman terhadap marxisme tidak akan memperoleh analisis tajam untuk membedah persoalan sosial---- kontradiksi-kontradiksinya.. Pada akhirnya muncul alasan yang kuat namun senada. Marhaenism is het in Indonesia toegepaste marxism, marhaenisme adalah marxisme Indonesia.
Marxisme mengandung dua hal yang berbeda; filsafat materialisme dan historis materialisme. Filsafat materialisme ummnya digunakan kaum marxist-komunis. Soekarno menilai filsafat materialisme yang atheis tidak sesuai dengan kehidupan Indonesia.
Marhaenisme menggunakan historis-materialisme sebagai metode berpikir untuk menganalisa kehidupan sosial di Indonesia. Historis-materialisme bukan merupakan ajaran atau ideologi tetapi semata-mata teori sosial yang dipakai sebagai pisau analisa.
Dengan menggunakan historis-materialisme, Bung Karno menemukan bahwa rakyat Indonesia yang sebagian besar petani kecil, hidup menderita dibawah sistem yang mengungkungnya ---- yang disebutnya golongan marhaen : kolonialisme/ imperialisme asing , anak atau produk kapitalisme, serta feodalisme bangsa Indonesia sendiri.
Akibat dari penindasan dan pemerasan dari sistem tersebut rakyat Indonesia tidak mampu mewujudkan tuntutan budi nuraninya. Berangkat dari pemikiran itu serta refleksi untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat tertindas lahirlah ideologi marhaenisme, dengan cita-cita membangun masyarakat adil-makmur dan beradab, zonder exploitation d’l home par’l home, exploitation d’l nation par’l nation.
Marhaenisme lahir dari kebutuhan hidup manusia yang paling substansial dan bersifat universal, tuntutan budi nurani manusia yang menghendaki terwujudnya kesejahteraan hidup manusia melalui harmonisasi kemerdekaan individu dan keadilan sosial. Tafsiran marhaenisme disebut sosio nasionalisme-sosio demokrasi : nasionalisme kaum marhaen adalah nasionalisme yang berkeadilan sosial dan demokrasinya kaum marhaen adalah demokrasi berkeadilan sosial.
Sosio nasionalisme bertujuan memperbaiki kondisi sosial Indonesia masyarakat sehingga tidak ada kaum yang tertindas oleh sistem karena bertujuan untuk kebebasan politik dan kesejahteraan ekonomi, nasionalisme berperikemanusiaan. Sosio nasionalisme tidak sama dengan nasionalisme berpandangan sempit, chauvinisme jingoisme, intoleran atau xeno phobia. Sosio nasionalisme bukan nasionalisme yang hanya berorientasi pada internasionalisme minded , tanpa memperhatikan harga diri atau identitas nasional atau xeno mania.
Bagi marhaenisme, internasionalisme harus disertai nasionalisme atau patriotisme. Sosio demokrasi meliputi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Demokrasi politik hanya akan melahirkan political power centris yang menyuburkan aliran yang berpedoman pada adagium “ The survival of the fittest “, dalil sosial Darwinisme.
Sosio demokrasi lahir daripada sosio nasionalisme, tidak berwatak liberalisme
Yang menjurus kepada free fight competition. Demokrasi politik dan demokrasi ekonomi sejajar dengan marhaenisme. marhaenisme melahirkan :sosio nasionalisme menjadi nasionalisme, perikemanusiaan serta sosio demokrasi menjadi demokrasi, kedaulatan politik dan keadilan sosial.
Pengertian marhaen yang menjadi ikon golongan masyarakat miskin, hasil dari perjumpaan antara Soekarno dengan petani Bandung mencakup tiga unsur : kaum proletar Indonesia atau disebut kaum buruh., kaum tani melarat Indonesia, dan kaum masyarakat melarat Indonesia yang lain . Marhaen adalah simbolisasi dari lapisan masyarakat Indonesia pada saat itu, seorang petani kecil memiliki alat produksi, bekerja dengan seluruh waktunya, tetapi dimiskinkan oleh sistem.
Istilah marhaenis ditujukan pada kaum yang mengorganisir berjuta-juta kaum marhaen dan yang bersama-sama dengan tenaga massa marhaen yang hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imperialisme serta kolonialisme, membanting tulang untuk membangun negara dan masyarakat yang kuat, bahagia-sentosa, serta adil dan makmur.
Rumusan marhaenisme secara tegas dapat dilihat dalam pidato Soekarno, keputusan konfrensi Partindo tahun 1933 yakni marhaenisme adalah sosio nasionalisme,sosio demokrasi. Marhaen adalah kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat, kaum melarat Indonesia yang lain-lain. Digunakannya terminologi marhaen bukan proletar karena sudah termaktub dalam istilah marhaen dan dalam perjuangan kaum melarat menjadi elementer.
Dalam perjuangan kaum marhaen, proletar berperan besar. Marhaenisme ; asas yang menghendaki susunan masyarakat & negeri yang menyelamatkan marhaen. Marhaenisme adalah suatu cara perjuangan yang revolusioner. Marhaenisme adalah ; cara perjuangan dan asas yang menghendaki hilangnya kapitalisme-imperialisme. Marhaenis adalah tiap-tiap orang Indonesia, yang menjalankan marhaenisme.
Marhaenisme adalah sublimasi daripada Manifesto Komunis dan Declaration Of Independence. Dari Manifesto Komunis diambil yang baik dan bermanfaat bagi perkembangan umat manusia, begitu pula dengan Declaration Of Independence. Oleh karena itu konsepsi marhaenisme memadukan kebebasan manusia dan solidaritas sosial yang berdasarkan pada nilai-nilai manusia dan kemanusiaan.
Marhaenisme menekankan pentingnya pendidikan terhadap massa marhaen tidak seperti The Third Way yang bukan antitesa kapitalisme, lebih mempersiapkan kelas pekerja menghadapi pasar bebas. Marhaenisme lahir sebagai antitesa kapitalisme-imperialisme negara-negara maju terhadap negara-negara dunia ketiga. Inti dari marhaenisme untuk mengganti kapitalisme dengan segala metamorfosanya sehingga tergolong kiri yang berpijak pada nilai-nilainya sendiri bukan hasil revisi atau hasil damai antara kiri dan kanan. Sekali lagi marhaenisme adalah marxisme yang diterapkan sesuai dengan situasi-kondisi Indonesia.
* Tulisan ini dibuat untuk memenuhi syarat Pelatihan Peserta Penulisan Artikel KOMPAS (14-16 JUNI 2008), BIRO SUMATERA BAGIAN UTARA HARIAN KOMPAS
* KOMISARIS GMNI FISIP USU MEDAN 2004-2005
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Merdeka bung!!!Terima kasih sudah berbagi tulisan ini...Mantap...Teruskan...
BalasHapus